Minggu, 01 Januari 2012

Hancur Hatiku, Tapi Aku Masih Mencintaimu

Kalau kemaren kamu hancurkan hatiku, sekarang ini aku hanya bisa mencintaimu dengan kepingannya yang tersisa.

Hari ini..aku merasa kesepian…..kepalaku terasa amat penat dan langkah ini kembali gontai tak tahu akan kemana arahnya. Hidup ini makin terlihat kabur dan samar-samar. Mulai detik yang berjalan ini, aku kembali bertanya,”mungkinkah senyumku akan bersembunyi seperti dulu?”sepertinya aku sudah cukup lelah untuk berpura-pura tertawa ,meskipun hatiku teramat sakit dan letih.Hari ini kumerasa bodoh dengan perasaan hatiku. Tetapi dalam hati ini sebenarnya menangis. Menangis penuh penyesalan dan kecemburuan. Meski kata-kata pepatah bijak terus keluar dari mulutku yang tuhan ajarkan, tapi hati ini berkata lain. Hatiku terbelenggu, terbebani dan entah kenapa tak pernah bisa kubebaskan.

dan pernahkah kamu mengerti arti dari cinta sejati?

Cinta sejati itu adalah ketika kamu kehilangan dia, kamu tetap tegar berdiri. Adalah ketika dia mencintai orang lain, kamu tetap bisa tersenyum. Adalah ketika dia jadi milik orang lain, kamu masih mampu berkata “aku turut berbahagia untukmu”, meski rasanya sakit sekali.
Mungkinkah ada cinta sejati didunia ini? Dunia ini hanyalah goresan fiktif yang penuh dengan kepalsuan. Semua yang kamu dengar, semua yang kamu lihat belum tentu itu suatu kebenaran. Hanya satu yang harus kamu pegang sepanjang hidup kamu “suatu saat, hati kita akan menjadi kosong dan mati,itulah aku saat ini”sekering pohon jati yg tumbang kala kemarau menyapa.

Hari ini cerah tapi kenapa kumerindukan hari yang mendung. Mendung dan gelap. Sehingga aku bisa duduk termenung dipojok kamar yang juga gelap. Merenungkan semua yang telah terjadi menimpaku. Ketakutan ini terus menyelimuti hatiku. Perasaan tak menentu yang membuat aku serasa ingin pergi ke suatu tempat yang jauh, yang hanya ada aku dikelilingi alam dan burung-burung. Keseberang lautan dan singgah disuatu pulau tak berpenghuni yang hanya ada aku sendiri. Mungkin aku bisa melupakan segalanya dan membebaskan hati ini dari beban yang semakin hari terasa semakin berat. ”Tuhan…, Kenapa Engkau memberikan cobaan yang begitu berat menindih tubuhku?” tak sanggup rasanya aku menjalaninya.

Saat seperti ini otakpun rasanya tak bisa lagi berfikir. Pikiranku sepertinya telah mencapai ambang batas. “Andai saja saat seperti ini Engkau mengirimkan malaikat yang bisa menolongku Tuhan…..” Mungkin aku akan bisa memiliki kesempatan kedua untuk hidup di alam yang sama seperti keabadian,dimana air mataku tak lagi kering dan aku tak mampu lagi melihat wajah yang begitu menyiksaku karena mulai mencintainya.
Aku merasa betul-betul memerlukan seseorang yang mampu menjadi tongkat saat ku tak bisa berjalan. Mampu menjadi mata saat ku bisa melihat. Dan mampu menjadi tiang untuk bersandar saat ku kelelahan.

Akankah kau kirim malaikatMu itu untukku Tuhan…
Jikapun aku harus meneteskan air mataku di tengah ombak air laut, Suatu saat nanti aku yakin bisa menemukannya lagi, Itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.